Karena percobaan yang pertama gagal, akhirnya mau tidak mau harus ke samsat pusat. Nah yang di samsat pusat ini saya baru ikut menemani. Saya sudah biasa membayar pajak kendaraan saya sendiri. Sejak 2010 yang lalu tidak ada satupun pembayaran pajak saya yang terlewatkan #nyombongsek ;D.
Kami memutuskan untuk berangkat sepagi mungkin dengan harapan antrian yang ada belum terlalu panjang. Kami tiba di samsat pusat sekitar pukul 08.10 dan langsung menuju bagian cek fisik kendaraan. Dibagian ini tidak ada nomor antri, karena kami tidak tahu prosedur pengantrian kami memutuskan untuk melihat bagaimana cara orang mengantri. Ternyata kita langsung menaruh berkas di loket dan menunggu petugas memanggil nama yang tertera pada STNK. Setelah giliran kami, ternyata di bagian ini belum bisa diproses dikarenakan harus disahkan terlebih dahulu. Kami harus meminta pengesahan dibagian BPKB Polres.
Karena kami pikir polres itu jauh kami berkendara meuju kesana. Ternyata polres dan samsat pusat tadi hanya berjarak sekitar 300 meter. Tetapi kami tetap bersyukur kami memutuskan menggunakan kendaraan, karena saat kami tiba disana pintu gerbang masuk belum dibuka. Beberapa polisi masih berkumpul di lapangan, sepertinya sedang apel pagi, Karena kami tidak tahu kapan polres baru benar-benar buka, kami memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu. Kami tiba di tempat makan sekitar setengah 9 pagi. Kami makan di Soto Barokah atau apalah namanya (saya lupa). Saya hanya ingat soto terletak tepat di U turn dan logo dari tempat makan tersebut mirip dengan Kolonel Sanders KFC. Di spanduk rumah makan juga tertulis tanpa vetsin, micin dan sejenisnya.
Tepat jam 9 kami beranjak dari tempat duduk dan membayar makanan kami. Setelah itu kami langsung malanjutkan perjalanan. Di perjalanan kami memutuskan untuk memakirkan kendaraan di samsat dan berjalan kaki ke polres. Setelah tiba di Polres kami tidak tahu harus kemana, syukurnya ada bapak parkir yang bisa kami tanyai. Akhirnya kami tiba dibagian pengurusan BPKB. Tiba disini kamipun biangung karena tidak jelas harus kemana, banyak ruangan. Hal yang cukup menyedihkan adalah ruangan informasi kosong. Akhirnya teman saya memutuskan untuk bertanya pada bagian yang rame dikunjungi orang lain, yakni bagian cek fisik dengan loket kaca. Disana saat bertanya mengenai harus kemana mengurus STNK hilang, tanpa mehilat berkas, bapak yang bertugas langsung bertanya, "Apakah sudah dibuat berita hilang di radio dan koran?" Karena belum jadi tidak bisa diproses.
Mendapatkan pelayanan yang joss, ekspresi wajah teman saya jadi tidak karuan. Yah, disinilah mengapa sebaiknya pergi bersama teman jika mengurus hal yang belum jelas. Agar kita tidak tenggelam ditengah ketidak pastian. Kami berunding dan akhirnya memutuskan untuk menunggu ruang informasi yang kosong terisi kembali (untuk menanyakan dan memperjelas perihal syarat apa saja yang kami masih kurang, agar kami dapat mempersiapkan), Setelah menunggu sekitar 15 menit dan tak ada tanda-tanda yang menunjukkan ruang tersebut akan terisi, maka kami beranjak dari tempat duduk. Kami celingak-celinguk mencari orang berseragam yang sekiranya bisa kami tanyai. Tidak berapa lama ada seorang bapak yang bertanya pada seorang polisi. Polisi tersebut menjawab dengan ramah dan seksama. Dalam hati saya berkata, "Bapak ini ni yang bisa saya tanyai". Setelah bapak sebelumnya selesai saya menyapa bapak polisi tersebut dan menjelaskan permasalahan yang sedang saya alami. Dari bapak polisi ini saya mendapatkan nama dan ruangan polisi yang bisa saya tanyai lebih lanjut perihal STNK hilang.
Kami langsung menuju ruangan yang ditunjukkan untuk menemui bapak polisi yang ketiga. Tiba di ruangan, kami disapa dengan ramah. Berkas pun langsung kami tunjukkan. Bapak polisi ini juga melihat berkas dengan seksama. Beliau berkata kami hanya kurang melampirkan bukti penerbitan berita di koran dan radio saja. Saya bertanya apakah memang harus, soalnya di daerah hilangnya STNK saat saudara teman saya mengurus surat kehilangan di kantor polisi disana, sama sekali tidak diminta untuk membuat berita kehilangan di radio dan koran. Bapak ini berkata kalau itu merupakan sebuah formalitas yang menunjukkan kalau pemohon sudah berusaha mencari sebelum meminta dibuatkan STNK yang baru. Beliau menyarankan kami untuk memberitahukan saudara teman saya untuk mengiklan di Cikarang, tetapi teman saya berkara apabila begitu bisa memakan waktu sementara ada sebuah dokumen yang hanya berlaku beberapa hari (saya lupa dokumennya).
Mendengar jawaban teman saya akhirnya bapak polisi menyarankan untuk mengiklan di Jogja saja. Jawaban ini membuat saya bertanya kepada beliau, masak hilang di Cikarang iklannya di Jogja pak. Jawaban saya membuat bapak polisi berpikir sejenak dan mungkin karena iba akhirnya beliau memberikan solusi yang ok punya menurut saya. Beliau tetap menekankan kalau beriklan itu penting, walaupun hanya terlihat sebagai sebuah formalitas. "Ini harus tetap ada bukti kalau sudah mengiklan di koran dan radio. Dari pada mas nya ke kantor koran dan kantor radio (2 tempat yang berbeda) lebih baik ke foto kopian (nama tempat foto kopi), di sana bisa membantu untuk menyiarkan ke radio dan koran", begitulah kira-kira kata jawaban beliau. Merasa sudah mendapatkan solusi akhirnya kami berterimakasih kemudian pamit dan langsung menuju foto kopian yang disarankan. Sungguh ketidak tahuan bisa membuat repot, seandainya tahu kalau harus ada iklan pasti akan kami urus terlebih dahulu. Syukurnya ada teknologi yang namanya foto kopian. :D
Setibanya di foto kopian kami langsung mengatakan keperluan kami di sana. Kami langsung dilayani oleh seorang pria. Mas ini meminta beberapa data dan menuliskannya pada bukti pembayaran. Berikut bukti pembayaran yang kami terima :
|
Gambar 1. Bukti Iklan |